Jumat, 11 Januari 2008

Mulai bahas.

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Segala puji hanyalah milik Allah SWT, yang mana telah menciptakan dan menghendaki segala sesuatu yang ada di semua tempat dan semua masa. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi kita semua, Muhammad SAW, Sang pembawa satu-satunya risalah ajaran kebenaran dan sang nabi terakhir yang tiada lagi nabi sesudah Beliau.

Melanjutkan bahasan yang telah kita bahas. Kemarin, kita sudah mengenal tentang sifat-sifat bagi Allah dan Rasul. Nah sekarang, mari kita mulai memasuki kepada tata cara ibadah.

Bahasan ibadah yang akan kita bahas pertama adalah ibadah yang sifatnya ma dan fardu ‘ain (ibadah yang langsung kepada Allah, yang mana wajib dilakukan oleh setiap muslim/muslimah yang sudah baligh dan berakal sehat).

Pertama mari kita bahas terlebih dahulu tentang bersuci.

Mengapa kita memilih bersuci yang pertama kita bahas? Karena hampir semua amal atau ibadah yang sifatnya itu mewajibkan atau mensyaratkan kepada suci sebagai syarat syahnya, contohnya saja sholat, puasa, hajji, dan lainnya.

Sebelum kita memasuki kepada bahasan bersuci tersebut, alangkah baiknya kita mengetahui beberapa hal yang akan kita temui ke depannya, yaitu di antaranya:

Di dalam beberapa ibadah, seperti shalat, kita akan disyaratkan untuk istilahnya suci dari hadats dan najis.

Apa yang dimaksud dengan suci dari hadats? Hadats itu ada dua macam, yaitu hadats kecil dan hadats besar.

Kita dikatakan memiliki atau berhadats kecil ketika kita melakukan sesuatu yang bisa membatalkan kepada wudlu, seperti buang angin dan buang air kecil (bahasan tentang ini akan menyusul di belakang), baik itu dengan sengaja ataupun tidak. Dan hadats kecil ini bisa dihilangkan dengan cara berwudlu.

Dan kita dikatakan memiliki/berhadats besar ketika kita melakukan sesuatu yang mewajibkan kita untuk mandi besar atau mandi wajib, seperti berjima’ dan keluar mani (bahasan tentang ini menyusul), baik dengan sengaja ataupun tidak. Dan hadats ini bisa dihilangkan dengan cara melakukan mandi besar/mandi wajib.

Sedangkan bahasan untuk najis akan menyusul di belakang.

Sekarang mari kita mulai membahas tentang bersuci dari dua hadats. Seperti yang telah kita ketahui dari bahasan di atas, bahwa sebagian besar ibadah yang sifatnya vertikal kita disayaratkan salah satunya untuk suci dari hadats besar dan hadats kecil. Dan hadats kecil itu bisa dihilangkan dengan wudlu, sedangkan hadats besar bisa dihilangkan dengan mandi besar, lalu bagaimana cara melakukan kedua hal tersebut? Mari kita bahas bersama-sama.

Pertama-tama, mari kita bahas yang wudlu dulu. Di dalam setiap ibadah, kita pasti akan selalu dihadapkan dengan apa yang dinamakan syarat dan rukun, apa yang dimaksud dengan syarat? Syarat adalah segala sesuatu yang harus ada/menentukan syah tidaknya suatu amalan, tetapi tidak termasuk ke dalam rangkaian kegiatan dari amalan tersebut. Atau dengan kata lain, yaitu segala sesuatu yang harus kita persiapkan terlebih dahulu sebelum kita melakukan suatu amalan, yang mana sesuatu itu menentukan atas kesyahan amalan yang akan kita lakukan tersebut. Terus apa yang dimaksud dengan rukun? rukun adalah segala sesuatu yang harus ada/menentukan syah tidaknya suatu amalan, yang mana sesuatu itu memang bagian dari rangkaian kegiatan amal tersebut. Dan begitu pula dengan wudlu, memiliki syarat dan rukun.

Syarat wudlu itu ialah menggunakan air yang suci lagi mensucikan, apa yang dimaksud dengan air yang suci lagi mensucikan? Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, mari kita coba membahas tentang pembagian-pembagian air.

Air, air adalah sebuah karunia dari Allah SWT yang sangat berharga. Manfaatnya bagi alam semesta sangatlah besar. Semua makhluk yang kita kenal sehari-hari dengan nama makhluk hidup membutuhkan kepada makhluk Allah yang satu ini. Mulai dari pepohonan, binatang, sampai makhluk Allah yang paling banyak melakukan kerusakan di muka bumi dan selalu berjalan dengan congkak di atasnya pun pada syareatnya tidak akan bisa hidup tanpa mengambil manfaat dari makhluk Allah ini. Lho kok jadi ke sini sih? Aduh ma’af, salah sambung.he…he..he….

Mari kita kembali kebahasan kita. Air bisa dibagi ke dalam beberapa pembagian, di antaranya:
Pembagian berdasarkan banyak atau sedikitnya volume air itu sendiri.
Berdasarkan pembagian ini, air dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. air sedikit,
yaitu air yang jumlah volumenya kurang dari dua kulah (500 kati menurut perhitungan bangsa baghdad)

2. air banyak,
yaitu, air yang jumlah volumenya lebih dari dua kulah.

bersambung dulu yah….nanti dilanjut kembali. Kalau anda penasaran, anda bisa melihat bahasan materi ini di kitab safinah, riyadhul badii’ah, fathul qorib, atau di kitab fiqh yang lain.

Jumat, 04 Januari 2008

Sebaiknya anda tahu


Bahasan yang pertama yang akan saya bahas adalah tentang dasar- dasar keimanan yang harus diketahui oleh setiap mukalaf. Saya mengambil materi ini dari kitab riyadul badii'ah yang ditulis oleh Sheikh Abi Abdillah Muhammad Nawawi Al-Jawiy yang insya Allah sebagai berikut:

Ketahuilah, sesungguhnya diwajibkan kepada setiap mukalaf untuk mengetahui rukun-rukun islam dan rukun iman.

Adapun rukun islam itu ada lima,yakni bersaksi bahwa tiada tuhan yang wajib adanya, yang wajib disembah, yang wajib ditaati segala perintah dan dijauhi larangan-Nya, kecuali Allah SWT dan bersaksi bahwa kanjeng Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah (dengan cara mengucapkan dua kalimah syahadat, asyhadu an laa ilaaha illa Allah wa asyhadu anna Muhammad rasulullah) dengan disertai makrifat dan tashdiq, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan pergi hajji apabila mampu dalam perjalannya.

Dan rukun iman ada enam, beriman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada para Rasul-Nya, kepada adanya hari akhir, dan kepada ketentuan Allah (qodho dan qodar) baik itu yang baik maupun yang buruk.

Selain itu wajib pula kepada setiap mukalaf untuk mengetahui dan memahami tentang akidah-akidah keimanan, yakni sifat-sifat yang wajib, yang mustahil, dan yang jaiz (boleh) bagi Allah dan para rasul-Nya.


Sifat yang wajib bagi Allah ada tiga belas (menurut kitab ini), yakni wujud (maha ada), qidam (maha terdahulu), baqo (maha abadi/kekal), mukholafatu lil hawaadits (maha berbeda dengan yang baru,makhluk), qiyamuhu bi nafsihi (maha berdiri sendiri, maksudnya bahwasannya Allah tidak membutuhkan dzat yang memberdirikan dan menjadikan/menciptakan-Nya, tetapi Allahlah yang menjadikan/menciptakan segala sesuatu), wahdaniyat (maha esa, maksudnya adalah bahwa tidak ada yang kedua bagi Allah baik itu di dalam dzat, sifat, maupun di dalam af'al (perbuatan)-Nya), qudrot (maha kuasa), irodat (maha berkehendak), ilmu (maha mengetahui) yang meliputi seluruh ilmu pengetahuan, hayat (maha hidup), sama' (maha mendengar), bashor (maha melihat), kalam (maha berfirman) yang mana kosong dari huruf dan suara yang ada pada makhluk, sedangkan pada pembagiannya sifat-sifat di atas dibagi menjadi tiga: sifat nafsiyah (sifat wujud), sifat salabiyah (sifat qidam sampai sifat wahdaniyat), dan sifat ma'aniy (dari sifat qudrot sampai sifat kalam).

Sifat yang mustahil bagi Allah ada tiga belas (yang mana ini adalah lawan dari sifat yang-sifat yang wajib), yaitu 'adam (tidak ada), huduts/hadits (baru), fana (rusak), ada makhluk yang menyerupai-Nya, membutuhkan kepada dzat yang mengadakan, dan tidak esa baik dalam dzat, sifat, maupun af'al-Nya (ada yang lain selain Allah), 'ajiz (lemah), adanya sesuatu di alam ini yang tanpa kehendaknya, jahlu (bodoh/tidak mengetahui) atas suatu ilmu pengetahuan, maut (mati), sumum (buta), ,umyun (tidak mendengar), bukmun (bisu) atau adanya huruf atau suara di dalam kalam-Nya yang qodim.

Dan sifat yang jaiz bagi Allah adalah melakukan atau meninggalkan sesuatu yang mungkin. Dan wajib bagi Allah atas segala kesempurnaan dan mustahil bagi-Nya segala kekurangan, yang mana dalil akan semua itu adalah adanya alam ini dengan bentuknya yang sempurna.

Sifat-sifat yang wajib bagi para Rasul, semoga Allah mencurahkan rahmat dan keselematan bagi mereka, adalah sifat shidiq (jujur) atas apa yang telah disampaikan Allah kepadanya, amanah (terpercaya), fathonah (cerdas), dan tabligh (menyampaikan) atas apa yang telah diperintahkan untuk disampaikan oleh Sang Kholiq.

Sifat-sifat yang mustahil bagi para Rasul, yakni kadzib (bohong), khiyanat (ingkar), baladah (bodoh), dan kitman (menyembunyikan) sesuatu yang telah diperintahkan untuk menyampaikannya.

Sifat-sifat yang jaiz bagi para Rasul yakni semua sifat kemanusian yang tidak merusak atau mengurangi martabat yang tinggii para Rasul, seperti makan, minum, sakit, dan pernikahan yang halal.

Dan kesemua sifat ini terkumpul di dalam ucapan atau lafadz "laa ilaaha illa Allah Muhammadan rosuulullah". Dan apabila anda ingin lebih jelas lagi, anda bisa melihat di kitabnya langsung atau anda juga bisa melihat bahasan tentang sifat-sifat Allah dan para Rosul di dalam kitab tijan ad-daruri yang ditulis oleh Syaikh Ibrohim Al-Bajuriy


Semoga Bermanfaat


Assalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh


Alhamdulillah, mungkin kata itulah yang pertama saya katakan ketika berhasil membuat dan mempublikasikan blog ini. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji beserta syukur kita kepada Tuhan yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Shalawat beserta salam semoga tercurahlimpahkan kepada junjungan alam dan sebaik-baiknya makhluk yakni Nabi Muhammad SAW, yang mana beliaulah yang menjadi perantara turunnya satu-satunya agama yang diridhoi oleh Allah SWT, agama yang telah membawa ummat manusia dari zaman peradaban jahiliyah yang terpuruk kepada zaman dengan peradaban dan ilmu pengetahuan yang maju.


Insya Allah di blog ini saya akan menulis apa yang kebetulan sudah saya dapatkan yang mungkin belum pembaca dapatkan. tapi mungkin pula para pembaca sudah mengetahui atau bahkan lebih paham dari pada saya.


Maksud saya menulis blog ini adalah insya Allah karena ingin mendapat ridho Allah SWT. Dan berbagi ke para pembaca yang mungkin membutuhkan, atas apa yang telah saya dapatkan, sebagai tanda syukur saya. Kemudian saya juga berharap blog ini bisa bermanfaat, sehingga pada akhirnya bisa menjadi penolong bagi saya ketika semua amal perbuatan saya dihisab oleh Tuhan yang hisaban-Nya sangat teliti dan tidak akan salah.


Maksud saya juga menulis blog ini karena saya ingin belajar untuk menuangkan perasaan saya kepada tulisan, supaya saya ke depannya menjadi lebih baik. Selanjutnya bukanlah maksud saya ingin menjadi sok tahu dengan apa yang saya dapatkan yang sedikit ini, tapi saya hanya berharap ingin bisa berbuat sesuatu yang berguna bagi orang lain. mudah-mudahan kita selaulu dilindungi oleh Allah dari niat yang tidak baik.


Terakhir, saya tidak bisa menyangkal bahwa di dalam blog yang saya tulis ini banyak sekali terdapat kekurangan dan kesalahan, baik itu dalam segi penulisan maupun dalam segi isinya. Saya harap para pembaca bisa memaklumi karena saya hanya seorang manusia yang tidak lepas dari yang namanya dua hal tersebut, ditambah lagi saya hanya seorang anak yang sedang belajar bagaimana cara menulis dengan benar. Oleh karena itu, saya akan sangat senang apabila pembaca sekalian berkenan memberi saya komentar, baik itu berupa saran ataupun kritikan, supaya saya mempunyai sesuatu yang bisa saya jadikan bahan untuk introspeksi diri demi ke depannya yang lebih baik. Semoga Allah SWT senantiasa memberi taufiq serta hidayah-Nya kepada kita semua. Amiin